Kepsek Versus Komite Sekolah Rebutan Orderan Baju Seragam Anak Didik Baru
Di Jalan Suka Terus, di belakang SMK Negeri 3 Pekanbaru, terpampang baliho-baliho dan spanduk yang menjelaskan tempat mengukur pakaian seragam bagi murid baru SMK Negeri 3 Pekanbaru Kelas X. Selain tempat, tertera juga harga masing-masing stel pakaian dan nama penanggung jawabnya. Tidak tanggung-tanggung, ada tiga baliho atau spanduk yang dipajang di sudut halaman sebuah rumah itu.
Baca Juga:
Dari informasi dalam baliho-baliho atau spanduk itu kemudian tim investigasi dari Forum Wartawan Pendidikan (Forwadik) Riau mulai menelusuri satu demi satu fakta hingga menemukan cerita menarik di sebuah warung kecil tidak jauh dari lokasi baliho-baliho atau spanduk itu yang ditunjuk menjadi tempat tukang jahit mengukur anak yang akan menjahitkan pakaian seragam, tepat di Jalan Suka Terus III.
Selain informasi soal baju seragam, item per item lengkap dengan harganya bahkan ada item tambahan untuk baju praktek luar beberapa jurusan, juga dengan jelas terpampang nama dua orang yakni Ibu Mira dan Ibu Sari, lengkap dengan nomor ponsel mereka masing-masing. Diakui pihak Kepala sekolah, spanduk atau baliho itu memang dibuat dua guru di sekolah itu tapi tidak atas suruhan atau arahan kepala sekolah.
Ketika tim investigasi Forwadik Riau menanyakan tentang penjahit atau orang yang akan mengukur baju itu suruhan dari kepala sekolah, mereka juga membantah. Mereka menceritakan bahwa mereka dari pihak Komite sekolah bukan dari pihak kepala sekolah. Dan inilah yang membuka tabir persaingan bahkan sampai terjadi 'ancam-mengancam' antara pihak Komite sekolah dengan pihak kepala dekolah.
Menurut pengakuan mereka yang tidak mau namanya disebutkan dalam pemberitaan, pengukuran baju oleh pihak Komite sekolah ini, tidak sama dengan yang pengukuran yang dilakukan pihak Kepala sekolah. Kepala sekolah mengambil tukang jahit dari Jalan Kuini, dengan harga mereka sendiri dan tidak sama dengan harga yang mereka cantumkan di balujo-baliho itu.
Bahkan menurut mereka, sebelum ini, pihak Kepala sekolah telah lebih dahulu melakukan penjualan baju seragam tanpa musyawarah dengan pihak Komite sekolah. Harga dan tempat menjahit pun ditentukan Kepala sekolah sendiri.
"Salah satunya, kepala sekolah sudah menjual pakaian olahraga seharga Rp200 ribu per stel, sedangkan kami hanya diharga Rp160 ribu, per stel," tegas orang yang mengaku dari pihak Komite sekolah itu.
Sementara itu Kepala SMK Negeri 3 Pekanbaru, Mairustuti sampai berita ini diturunkan Redaksi tidak dapat dijumpai. Tim investigasi dari Forwadik Riau sudah dua kali mendatanginya ke sekolah, tapi selalu tidak berada di tempat atau sedang ada acara di luar sekolah.
Namun, secara daring Mairustuti membantah tuduhan itu. Kepala SMK Negeri 3 Pekanbaru yang baru menjabat dua tahun itu mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan kepada orangtua siswa baru kelas X untuk pengadaan baju seragam sepenuhnya diserahkan kepada orangtua. Mairustuti membolehkan mereka menjahit baju seragam dipenjahit yang mereka pilih.
Artinya tidak diakuinya tuduhan pihak Komite sekolah dirinya juga mencarikan tukang jahit lain selain yang dicari pihak Komite sekolah.
Salah seorang guru di SMK Negeri 3 Pekanbaru, Purnama, melalui ponsel security mengatakan kepada tim investigasi Forwadik Riau, soal konfirmasi baju seragam anak kelas X semuanya diarahkan ke Kepala sekolah. Bidang sarana prasarana (Sarpras) di sekolah itu juga tidak mengetahuinya.
Di pihak lain, komite sekolah yang menjembatani antara penjahit dan orangtua siswa baru sudah mengingatkan pihak kepala sekolah untuk tidak ikut campur tangan soal baju seragam baru anak kelas X.
Sejauh ini pihak Komite SMK Negeri 3 Pekanbaru mendapat dukungan dari sebuah LSM yang baru terdengar namanya di Pekanbaru, dan sudah memperingatkan pihak Kepala sekolah Rabu pagi 29 Oktober 2025 soal hal itu saat mereka bertemu.
"Kami sudah ingatkan, kalau kepala sekolah masih bandel, kami tidak segan-segan akan melaporkan ke pihak berwajib," ungkap salah seorang anggota Komite sekolah yang ditemui tim investigasi Forwadik Riau.
Mereka mengakui mendapat sokongan dari LSM yang sudah bertemu dengan Kepala sekolah sebelumnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Erisman Yahya yang dihubungi melalui pesan WhatsApp ponselnya menyarankan untuk tetap mengedepankan konfirmasi dengan pihak-pihak terkait.*
Editor: Sigalingging
Komite dan Orangtua Siswa SMA Negeri 5 Tapung Sepakati Baju Seragam